Hari ini adalah hari pertamaku di semester sepuluh. Sudah lewat empat setengah tahun sejak pertama sekali aku menginjakkan kaki di kampus. Empat setengah tahun penuh pencarian. Mencari siapa dirku dan mengapa aku ada disini.
Sahabatku sayang, penahkah kau bertanya kepada dirimu “siapa dirimu ?”. Atau pernahkah kau bertanya “mengapa kau ada disini ?”. Mungkin saja pernah. Kedua pertanyaan tersebut adalah dua pertanyaan mendasar manusia. Adalah pertanyaan tentang pencarian jati diri.
Empat setengah tahun yang lalu aku duduk dibangku yang sama. Masih jelas dalam ingatanku kebimbangan seorang mahasiswa baru. Mencoba mengenal diri sendiri dan tentu saja mencoba mengenal dunia. Aku melirik kiri-kanan.
Di bangku sebelah kiriku ada seorang pemuda dengan senyum yang manis. Rambutnya rapi dan aku suka sekali caranya berbicara. Sangat berwibawa, tak jarang aku mendengar beberapa istilah bahasa Inggris terlontar dari bibirnya. Terlintas dalam benakku, suatu saat nanti ia akan jadi seorang pengusaha yang sukses. Memakai jas dan dasi, tentu saja sepatu kulit yang tali sepatunya saja mungkin tak terbeli olehku.
Di depan, hanya berjarak dua bangku dari meja dosen, kulihat seorang wanita muda. Matanya indah kawan. Gerak tubuhnya menceritakan betapa anggunnya gadis ini. Pakaiannya sopan, tapi tetap tidak mampu menyembunyikan keindahan tubuhnya. Sesaat jantungku berdebar, cantik sekali gadis ini. Aku bahkan tidak mampu membalas tatapanya saat padangan kami bertemu.
Kembali ku lihat kedepan, seorang dosen muda dengan titel magister dengan gagah menyampaikan pelajaran hari itu. Menggunakan kemeja dengan celana pantalon yang disetrika rapi. Jelas terlihat lipatan-lipatan celananya. Mungkin dia sudah punya istri, masih muda tentunya, mungkin saja baru berusia dua puluh empat tahun, mungkin juga sedang mengandung anak pertamanya. Pangeran dan Putri keluarga itu.
Ku istirahatkan mataku sejenak, kulihat keluar jendela kelas. Sekelompok mahasiswa sedang berkumpul berkelakar. Seorang pemuda membakar rokoknya, memberikan pemantik kepada rekannya yang lain agar dapat membakar rokoknya. Dua orang gadis yang bersama mereka bergerak menjauh, mengibaskan tangannya mengisyaratkan kalau mereka tidak suka asap rokok itu.
Seorang pemuda dengan rokok kretek filter memberikan tangannya. Mengajak si gadis berkenalan, si gadis membalasnya dan tak lama kemudian mereka sudah tertawa bersama. Si gadis rupanya telah melupakan asap rokok yang melayang mengelilingi mereka.
Anak muda memang punya segudang gaya. Kini mataku menatap ke bawah. Aku melihat celana kargo dengan sepatu kets berwarna putih. Diatasnya kulihat kemeja kotak-kotak berwarna coklat. Tentu saja, aku lah mahasiswa baru yang menggunakan celana kargo, sepatu kets dan kemeja coklat kotak-kotak itu.
~~~
Hari ini aku duduk di bangku yang sama. Dengan pemandangan yang hampir sama. Dan dengan perasaan yang hampir sama.
Siapakah aku ini kawan .. ? Mengapa aku disini ?
Langganan:
Postingan (Atom)